Popular Posts

#4 Karimun Jawa - Dari Pulau ke Pulau



Lepas subuh, saya memilih menikmati pagi di kursi malas. Hirup udara segarnya, nikmati nyaman kursinya. Satu persatu teman teman seperjalanan keluar dan melakukan hal yang sama. Saking nyamannya saya sampai harus meyakinkan diri, kursi ini bukan Karimunjawa. Berenang di laut, snorkling (btw ada yang tahu apa bahasa indonesia untuk snorkling?), susur pantai, bakan ikar di pinggir pantai, terbakar panas matahari pesisir dan lautan adalah agenda utama hari ini. Jangan sampai salah orbit bro.. :)

Jam tujuh pagi kami semua telah siap dengan kostum masing masing. Tujuan hari ini adalah Pulau Tengah, Pulau Kecil, Pulau Gosong Tengah dan Menjangan Besar di Timur Karimun Jawa. Dua puluhan dari kami menaiki dua perahu nelayan. Bergerak ke timur dengan ombak yang lumayan tinggi. Beberapa menit perjalanan langit berubah mendung dan diikuti hujan. Ombak terasa semakin galak. Namun diam diam saya menikmati derasnya adrenalin saat perahu terbanting banting membelah dan terombang ambing ombak. Menikmati pakaian yang basah karena deras percikan ombak sebelum benar benar menceburkan diri ke laut untuk ber-snorkle ria..

Sekitar limabelas menit lebih kami berperahu. Hujan juga telah reda meski ombak tak mengecil. Ternyata perjalanan ke pulau tengah lumayan jauh. saya berfikir kalau terlalu lama bisa keburu jenuh. Sampai tiba tiba kami semua berteriak kompak. Wooooww..... Lumba lumba!!! Melompat lompat hanya sekitar 30 meter disisi kiri kami.. saya mencatat ia tiga kali melompat searah perjalanan kami dan menutup lompatannya dengan lompatan vertikal kemudiam berputar horizontal.. Senangnya bukan main. Bukan karena tak pernah lihat lumba lumba, karena saya yakin kami beberapa kali sudah pernah melihatnya di sirkus ataupun pertunjukan. Tapi karena kami melihatnya di laut lepas dengan mata kepala sendiri. Momen langka yang tak setiap saat bisa kami nikmati. Di paket perjalanan yang kami ikuti saja tidak ada.. Alhamdulillah..

Akhirnya perjalanan pun sampai di tujuan pertama. Pulau Tengah dan Pulau kecil sudah terlihat. Juru mudi mulai mematikan mesin perahu. Seorang kru menceburkan diri dengan membawa tali pengikat pengganti jangkar. Di daerah terumbu karang, penggunaan jangkar dilarang. Karena bisa merusak terumbu karang. Setelah menyelam baru saya tahu bahwa perahu diikat pada batu karang didasar laut. Diikat sedemikiam rupa agar tak merusak karang.

Semua bersiap siap. Fin, google dan snorkle dibagikan sesuai ukurannya.kaki saya sendiri cocok di 41-42 atau 42-43. Sepertinya satu nomer lebih kecil dari ukuran normal. Harus fit benar jika tak mau telepas saat dipakai. Dan resmi lah sudah. inilah pertama kali saya bersnorkle ria. Belajar bernafas di air melalui selang plastik (snorkle) dengan menggunakan masker penuh menutupi mata hingga hidung (google), serta menggunakan kaki katak (fin). Byurrr... Setelah keselek beberapa kali, akhirnya saya mulai menguasai alat ini dan mulai menikmati pemandangan terumbu karang yang luar biasa asiknya. Menyelam hingga ke dalam air sampai kedalaman 3-5 meter dan menyembul kembali saat nafas mulai habis atau kuping yang sakit luar biasa karena tekanan air.

"tekan saja udara di kupingnya mas sambil dipencet hidungnya, pasti hilang sakitnya" ujar Rouf, salah satu awak perahu yang ditugaskan memegang kamera untuk memoto dalam air.

"ogitu ya mas? Oke oke. Makasih" langsung saya coba lagi menyelam ke dasar. Dan saat kuping mulai terasa sakit, sesuai instruksi, saya pencet hidung saya, dan menekan udara keluar melalui kuping. Dan, tiing.... Hilanglah rasa sakitnya. Wuihh senang luar biasa. Sekarang bahkan saya bisa membaringkan badan sedikit saja di atas permukaan dasar laut. Menikmati pemandangan warna warni ikan dan terumbu karang. Subhanalloooh... Walhamdulillah...

Jelang tengah hari kami berangsur naik. Perahu kembali melaju. Kali ini bersandar di Pulau Tengah.. Pasirnya, putiiiih... Airnya beniiiing... Pemandangannya indaaaaah... Ada anjungan kayu di pantai lurus ke arah laut. Diujungnya dibuat pertigaan yang masing masing ujung kanan dan kiri terdapat rumah diatas laut.. Subhanalloh.. kereen... Jepreeet...

Kami makan siang disini. Ikan ikan dibakar ditempat, disajikan panas panas diangkat langsung dari pembakaran yang dibuat sangat sederhana. Sambal kecap dan minum air kelapa. Mantaaap.... Slurp...
Kelar semua, saatnya meluncur ke pulau selanjutnya.. Pulau Kecil (atau dlm bahasa jawa Pulau Cilik). Tanpa bersandar ke pulau, kami kembali terjun ke air. Disini ikannya lebih banyak dan lebih berwarna. Arusnya juga tenang dengan air yang jernih. Menyenangkan sekali dikelilingi ikan hias bermacam warna dan bentuk dengan latar belakang terumbu karang dengan setiap keunikannya.. Amboi...

Oke. Destinasi selanjutnya adalah pulau Menjangan Besar. Disana ada fasilitas berenang bersama ikan hiu. Ya hiu. Yang punya reputasi itu lho.. Hiii... Tapi nanti dulu, sebelumnya, kami harus berkunjung dulu ke satu tempat yang tak boleh terlewatkan. Pulau Gosong Tengah! yaitu sebuah pulau sangat kecil yang hanya terdiri dari gundukan pasir putih saja. Tapi ada catatan. Pulau ini hanya bisa dijangkau dan dikunjungi saat laut surut. Karena kalau laut pasang, pulau ini akan hilang. Menarik sekali bukan? Saya yakin semua penumpang perahu berdoa semoga air surut. Supaya kami bisa menjejakkan kaki diatasnya. Dan rasanya doa kami dikabulkan. Pulau Gosong Tengah menanti dengan indahnya.. Yiiiihaaaa.... Subhanalloh walhamdulillah.. Benar benar pulau kecil. Puluhan meter saja luas gundukan pasir putih dan karang ditengah lautan. Ah.. Subhanalloh lah pokoknya :D

Puas di Gosong Tengah, kami melaju kembali ke Menjangan Besar. Hampir semua penumpang turut berenang bersama hiu di kolam buatan dari gundukan batu karang ini.. Saya sendiri enggan turun ah.. Atuut.. Moto ajah hehe... Inilah akhir destinasi perjalanan kami di hari pertama di Karimunjawa. Lepas dari Menjangan Besar, perahu meluncur pulang ke Karimunjawa.. Subhanalloh.. Makin cinte sama Indonesia... semoga keindahannya tak rusak dan tetap terjaga..


"
Hari semakin tua. Langit mulai menguning sendu saat matahari pulang tanpa pamit
Hatiku meratap
Jagalah Wahai Penguasa segala
Tetaplah ia putih
Pastikan tetap biru
Biarkan tetap indah sampai sangsakala Kau bunyikan


< >

Tidak ada komentar:

Posting Komentar