Popular Posts

#2 Ujung Kulon

Shalat subuh di mushala, menyeramkan! Bagaimana ngga? lampu mushala kecil itu di kerubuti puluhan lebah. Dengungnya membuat tak khusyu. Ngga ada jaminan aman dari sengatan sewaktu waktu. Benar saja. Seorang teman keringis kesakitan saat kakinya tanpa sengaja menekan lebah mati. Sengatnya langsung manancap. Bentol deh.. kabur ah. Ngeri lama lama..


Pagi pagi sekali kami sudah berhamburan ke dermaga. Menikmati pemandangan indah di sekitar pulau. Air laut di bibir pantai masih bening seperti kemarin. Tak banyak sampah terlihat. Justeru, ratusan (ribuan berlebihan ga ya..? :P) ikan ikan kecil ber gerombol di kolong dan sekitaran dermaga. Mereka bergerak kesana kemari. Mereka seperti menari bersama.. di sekitar mereka, memantau puluhan ikan ikan yang lebih besar. Mengejar dan memangsa begitu mendapat kesempatan. Pemandangan ini terus terjadi berulang ulang. Bergerak, menari, mengejar…


Diatas dermaga, seorang bapak paruh baya memainkan pancingannya.. satu.. dua.. tiga.. ikan sebesar telapak tangan dewasa satu persatu nyangkut di kailnya… bahagia sepertinya si bapak. Tapi itu tak berlangsung lama. Si bapak terpaksa menghentikan aktivitasnya setelah salah satu teman kami dengan muka tak berdosa nyebur di sekitar dermaga… jelas saja ikan ikan itu pada takut.. huuuu kusoraki saja keras keras. Yang bersangkutan Cuma cengar cengir… untung ngga ada jangkar di sekitar saya. Klo ada sudah tak lempar ke arah dia… hehe.. engga denk.. aye kan orang baik baik :D


Akhirnya kami semua ikutan nyebur. Luar biasa. Kami berenang bersama ratusa ikan besar dan kecil. Warna warni. Dengan pasir putih dan air yang bening… saat itu pula saya menyesal. Tak ada satupun dari kami yang membawa kamera tahan air… sayang sekali. Kami tak bisa mengabadikan suasana bawah air yang menakjubkan.. (lebay :D) saya juga tak punya snorkle. Cuma modal kacamata renang aja. Terpaksa deh nyelem-nimbul-nyelem-nimbul terus… (!! Laen kali kesini, wajib bawa: snorkle dan kamera anti air biar ga nyesel). Sampai akhirnya seperti ada yang nyetrum dan gatel di beberapa titik di badan. Teman teman juga merasakan hal yang sama. Rupanya kami berenang bersama makhluk kecil itu. Titik titik kecil hitam yang terangkai dengan selimut transparan. Telur ubur ubur? Entahlah. Yang jelas mulai tak nyaman. 


Kami memutuskan langsung ke tujuan selanjutnya. Citerjun. Setelah sarapan, kami pun berangkat dengan perahu. Hanya sekitar 10 menit. Menggunakan life vest (orang sunda bilang LIP PES. Asli ngga bohong!! Baca bagian terakhir nanti ya.. haha) atau rompi pelampung, kami berloncatan.. Subhanallah.. ini toh yang namanya keindahan terumbu karang… berbagai bentuk, berbagai warna. Ragam ikan hias berkeliaran dengan bebas.. kuning, biru, merah, ungu.. Subhanallah.. kami menikmati satu jam menyelam dibawah gerimis hujan ini dengan takjub. Lagi kami menyesal. Sayang tak ada kamera tahan air untuk dibawa menyelam dan mengambil gambar apa yang kami lihat dengan mata kepala sendiri di bawah air. Juga snorkle hingga kami terpaksa harus nyelem-nimbul-nyelem-nimbul terus seperti di dermaga Pulau Peucang tadi. Kami disana sampai jari pada pada peyot dan bibir membiru kedinginan..

Detinasi selanjutnya, Cibom-Tanjung layar. Naik perahu sekitar 30 menit, disambung sampan, tekking menembus hutan sekitar satu jam, sampailah kami di Tanjung Layar. Dimana terdapat mercusuar dan hamparan padang rumput yang dilindungi tebing tebing tinggi dari laut lepas. Kata Pak Sar’an, dia biasa membawa anak anak sekolah kemping disini.. dari sini terlihat deretan tebing yang keras dibentuk oleh hempasan ombak.. Subhanallah.. Luar biasa..


Cibom...Ci
bom...Jalan antara Cibom - Tanjung LayarJalan antara Cibom - Tanjung LayarFull Team..
untuk foto lainnya, mampir di blog aye aje ye :)Full Team.. untuk foto lainnya, mampir di blog aye aje ye :)

Dari sini, rencana selanjutnya adalah menuju Cidaon. Dimana tempat pengembalaan banteng berwarna kuning emas (entah berapa karat). Dari Tanjung layar, kami memilih jalur pantai untuk kembali ke Cibom, dimana perahu dan sampan menunggu. Pemandangannya? Gak kalah deh.. jeprat jepret lagi pastinya…
Tepat pukul setengah lima kami sampai di dermaga di Cidaon. Tanpa buang waktu, berjalan masuk hingga ke savana. Rupanya kami kurang beruntung. Banteng yang terlihat tinggal sedikit. Yah, lumayan lah… daripada ngga sama sekali… Jeprat.. Jepret...!


Seharian ini cuaca mendung terus diselingi hujan. Rencana menikmati sunset di dermaga Cidaon pun gagal.. awan mendung terlalu tebal.. pukul lima, kami memutuskan untuk kembali ke Pulau Peucang.. ah, berat rasanya hari ini… tapi apa mau dikata.


Malamnya kami kembali evaluasi dan proyeksi untuk besok. Selanjutnya, Istirahat… Besok kita akan ke Karang Copong dan Pulau Handeuleum untuk canoing di Cigenter..

Zzz…. Malam yang dingin….


< >

Tidak ada komentar:

Posting Komentar